Lorong gelap yang masih bisu itu
seakan bicara padaku mengatakan bahwa aku harus segera pergi dari sana.Setiap
kali mereka bicara seakan kututup telinga ini dengan erat entah kenapa
merinding rasanya setiap kali ku ingat saat berada disana.Baru saja tiga minggu
yang lalu ketika ku dan teman-teman pergi bermain kesana untuk melepas lelah.
Nama tempat itu adalah Lubang
Japang, biasa orang menyebutnya,sebuah tempat wisata di wilayah Bukittinggi
Sumatera Barat yang cukup bersejarah dalam penjajahan Jepang dinegeri ini.Mengingatkan ku
pada titisan darah yang terkorbankan untuk membuat lorong demi lorong di tempat
itu.Pantas saja aku menjerit dan takut dan lari karena pergi kesana.Namun
mereka dengan santainya tertawa dan menertawakan tingkah ku itu dan mengatakan
aku seorang lelaki yang pengecut.
“ Hei Doni.., masa kamu takut sih,..
anak kecil aja berani “ ucap salah satu temanku saat itu
Setelah bermain ke sana kami
keliling dan bersenang-senang di Jam Gadang,yang juga merupakan sebuah
peninggalan sejarah sejak zaman penjajahan Belanda yang menjadi simbol kota
wisata ini.Meskipun tidak terlalu tinggi namun setelah mengetetahui sejarah
asal usulnya membuat ku mengerti.
Mereka hanya bersenang-senang,foto
dengan para badut itu dan membeli makanan yang juga menjadi ciri khas tempat
ini,namun mungkin aku saja yang terlalu berpikir tentang tempat ini,mengenai
begitu beratnya perjuangan para pendahulu.
“ Doni ! “
“ Ahh iyaa Sarah “ jawab ku pada
temanku
“ yuk foto,.. kamu kok bengong aja
sih dari tadi “ sahutnya yang telah berpose dari tadi bersama badut kesukaannya
“ Ahhh iyaaa,… Sarah.. “
Beberapa foto menjadi saksi bahwa
aku pernah mengunjungi tempat ini,namun hanya satu saja yang belum bisa ku
taklukan,yaitu sebuah emosi takut yang masih ku rasakan ketika pergi
kedalamnya.Aku pun terkadang heran dan bertanya sendiri.
“ Heii Don ! kok kamu takut sih.. berani
dong masa diejekin terus ? “
“ Iyaa Don,.. etah kenapa setiap
masuk ke sana perasaan ku tak enak saja “
“ iyaa Sih Don… aku mengerti,.. tapi
kamu harus berani dong,.. kamu cowok kan ? “
“ Maaf Don,.. ku rasa aku tak mampu,
disana terlalu gelap dan dingin,.. entar kalau aku tersesat disana gimana ? “
“ tenang aja Don ,.. nga bakalan kok
“
Kata demi kata berdialog pada diri
sendiri mencari arti kenapa ku tak mampu,karena akupun yakin setiap ada sebab
pasti ada akibat.Dan semua itu seakan memenuhi waktu yang seiring habis bersama
akhir perjalanan pulang kala itu.
Seakan setiap waktu pula disekolah
ku mendapat ejekan dari teman-teman sejak peristiwa itu.
“ Hei pengecut ! “
“ Haiii Cut ! “
Aku pun mendapat panggilan baru
disekolah yaitu “Cut” bagian akhir dari kata Pengecut,namun aku hanya tertawa
saja meskipun setiap ejekan dan kata mereka itu mengiris hati.Hanya berharap
semoga mereka mengerti bahwa setiap orang berbeda.
Tak semua yang kita pikirkan sama
dengan pikiran orang lain.Tak semua yang orang lain bisa kita juga bisa.Tak
perlu menjadi orang lain,cukup jadi diri sendiri,syukuri,jalani,nikmati saja hidup
ini.
Mungkin itulah pola pikir yang
selalu ku tanamkan saat itu sehingga ocehan dan ejekan mereka tak ku
pedulikan.Mereka bagaikan lonceng yang berbunyi namun tak ada arti.Mulut mereka
bicara namun tak menghasilkan kata yang bermakna.
Suasana kantin saat itu cukup sunyi,sehingga
akupun dapat menikmati makanan dengan tenang dari gangguan teman-teman.Saat
asik menyantap mie yang sedang ku makan,tiba-tiba datang Sarah.Dia adalah teman
baik ku sejak SD.Dia yang juga memahami kelebihan dan juga kekuranganku.Jadi
hanya dialah yang tidak mengejek ku sebelum maupun sesudah peristiwa itu.
“ Doni.. “ ucapnya lembut
“ iyaa… Sarah.. “
“ Kamu tidak apa-apa kan ? “
“ Ah maksud kamu kenapa bertanya
seperti itu ? “ tanya ku
“ Iya…, aku khawatir pada mu “
“ sudahlah lupakan saja ..”
“ Kamu harus sabar ya Don “
“ Iyaa Sarah,.. biarkan saja mereka
seperti itu.. kelak apa yang mereka bicarakan tak bermanfaat sama sekali.. “
“ Aku salut pada mu Don .. “
jawabnya
“ Ha ?? Kenapa Sarah ? “
“ Aku telah mengenal mu sejak
SD.kamu ingat waktu itu ? “
“ peristiwa yang mana sarah ? “
“ hmmm mungkin kamu tidak ingat,..
waktu itu kita jalan-jalan kelas 6 SD, dan ketika itu kita pergi jalan-jalan
kesebuah tempat wisata yang cukup menyenangkan di dekat Kota Padang Panjang, sebuah
tempat bernama Lembah Anai.”
“ Ohh Lembah Anai,.. aku sangat
menyukai berenang disana,.. airnya sejuk dan dingin serta disana tempatnya
sangat rindang dan tenang “
“ Waktu itu aku sedang melompat
berenang dengan percaya diri hingga aku pun tak sanggup menggerakkan kaki ku
hingga saat itu aku hampir tenggelam “
“ hmmm..”
“ Namun yang aku ingat ,.. kamu
dengan berani mengenggam tanganku dan membantu ku sehingga saat itu akupun
selamat “
“ Ahh,.. jangan terlalu
dilebih-lebihkan Sarah,.. “
“ Memang itulah nyatanya Don !! ,..
kamu itu adalah seorang yang pemberani,.. kamu bukanlah pengecut ,.. jiwa dan
gelora itu sudah ada pada dirimu,.. dan janganlah kau takut !”
“ … “
“ Mungkin kau sedang mencari arti
kenapa kau takut,.. mencari sebab dari semua ini,.. kenapa aku takut ? dan
mungkin kau tak memikirkan,.. bahwa yang kau takutkan adalah diri mu sendiri,..
bukan kegelapan dan sunyi tempat itu,..”
“ Engg…. “
“ Yakin pada dirimu Don ! “ jawabnya
dengan suara yakin
“ ii,..iyaa… Sarah,.. terima kasih..
“ jawabku
“ Alhamdulilah..ya Don…, jangan
pernah menyerah.. “ ucapnya tersenyum
Semangat yang diberikannya menjadi
awal dalam sebuah perjalanan saat itu dan membuatku bangkit kembali.Dan berani
menjawab segala tanya dan mengubah alur cerita hidup.Saat terakhir yang ku
ingat dari ejekan mereka dan ku jawab dengan kata yang lantang bahwa Doni
bukanlah seorang pengecut ! membuat ku tak pernah lagi mendengar deringan
lonceng mereka.
Mungkin sarah benar,bahwa yang
kutakutkan adalah diri ku sendiri.Aku takut akan kesendirian,takut akan
kehilangan,sesat dari arah yang benar,dari jalan yang lurus,dari tempat yang
terang.Sebagai cambuk membuatku bangkit menjadi orang yang lebih baik lagi.
“ Jadi,.. habis itu gimana lagi yah
? “
“ Iya nak,.. sudah lama Ayah tidak
ketempat itu,.. disana adalah tempat kelahiran Ayah, namun tempat itu sampai sekarang
ini belum Ayah taklukkan.. karena beberapa saat setelah itu Ayah pindah ke kota
Padang ini“
“ Hmm berarti Ayah belum menaklukkan
tempat itu dong Yah ? “ jawab putra ku yang lugu itu
Sambil melihat foto dan kenangan
yang berkumpulan dalam rangkaian album,akupun tersenyum pada nya.
“ Saat nya tidur nak,.. cerita malam
ini sudah ya.. kamu kan mau sekolah besok.. “
“ Ahh… tidak mau Yah.. “
“ Berarti Ayah masih pengecut,..
Ayah masih takut pada diri sendiri.. “ katanya
Sejenak kata itu kupikir dalam-dalam
dan membuatku ingat lagi,bahwa ada sesuatu yang tertinggal setelah sekian lama
ku melangkah.Ada satu langkah yang belum terselesaikan dan harus ku lakukan.
“ Minggu besok… kita ke Bukittinggi
yaa Nak,.. kita pergi jalan-jalan.. “ jawabku lembut padanya
“ Yeay,.. makasi Ayah,.. “
“ Ya sudah kamu tidur lagi.. “
Ku cium keningnya yang polos dan
perlahan ku tinggalkan dia dalam alunan mimpinya saan mulai beranjak dari sana .
Seminggu berlalu dan akhirnya kini
ku berada didepanmu lagi.Gerbang mu masih sama seperti beberapa tahun yang
lalu.Tak ada perbedaan membuat ku bernostalgia kembali.Dengan erat ku pegang
tangan mereka dan pergi kedalamnya.
Suasana mu masih sama,dingin dan
gelap meskipun sedikit berbeda saat ini,tubuh mu sudah mulai diperkuat dengan
semen yang membuat mu lebih kokoh.Namun tiba-tiba hatiku berdebar kencang,dan
badan ku seakan kaku gemetar.
“ Tidak ! aku bukanlah pengecut
lagi,.. tidak didepan anak ku ! “ ucapku dalam hati
“Engg..”
“ Mas… “ ucapnya
“ Kamu adalah orang yang
pemberani,.. yang menyelamatkan hidupku.. “ ucapnya.. dengan senyum yang masih
sama.
“ Iyaa Sayang,… aku bukanlah
pengecut “ jawabku
***
Comments
Post a Comment