Senyuman
manis gadis itu seakan masih tampil dalam bayangan dinding ingatan pemuda itu,
sejak pertama kali masuk sekolah baru ia terus memperhatikan wajah yang
mempesona para lelaki lainnya dikelasnya, sebuat saja nama gadis itu Mita,
pemuda itu sudah lama sudah mulai menyukainy sejak awal ospek pertama kalinya,
meskipun ia hanya terdiam sambil melirik diam-diam.
Sudah beberapa mingu sekolah sudah
dimulai, saat itu ia duduk sendiri di kursi paling depan di ujung kiri kelas,
sambil meletakkan tas dimeja dia pun duduk sambil mengela nafas panjang
,seperti nya ada yang mengganjal dipikirannya, rambutnya sedikit
gondrong,hidungnya mancung dan tubuhnya jangkung,meskipun tak memiliki bentuk
fisik yang cukup menarik tapiotaknya mengagumkan, setiap ulangan ia sering
cepat selesai dan mendapatkan nilai-nilai yang sempurna, pemuda itu bernama
Zikron.
Sambil terduduk diam ia coba melirik
kursi gadis pujaannya itu,tetapi taka da seseorang disana, kursi itu masih
kosong tak ada pemiliknya,karena sudah beberapa hari Mita sudah tidak masuk
kelas, hal ini membuat nya bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, pikirannya
berperang sendiri menjelaskan apa yang sedang terjadi, ia lirik panjang kursi
kosong itu dan membayangkan sosok MIta yang sedang tersenyum padanya, dengan
menyunggingkan senyum mesra memanggilnya untuk duduk disampingnya.
Namun dengan cepat lamunannya itu
menghilang,tiba-tiba datang seseorang menepuk punggunya dari belakang dan
berbisik “ sudah kalau suka bilang saja .. “ ucap pria yag setelah itu duduk
disebelahnya “ ahhh kamu sok tahu “ balasnya, namun teman nya itu malah
menyipikan matanya dan menatapnya seakan menyampaikan pesan bahwa “ sudah,..
jangan berbohong aku tahu apa yang kamu pikirkan “ kira-kira begitulah ucapnya
, namun lirikan itu langsung dibalas oleh Zikron dengan membuka matanya lebar
dan menarik bibirnya sebelah seakan tak percaya “ apa yang kamu maksud ? “.
Karena merasa gugup Zikron langsung mengalihkakn pandangan kedepan, melihat
papan tulis yang masih kosong tak menunjukkan pesan apapun. Matahari pagi itu
seakan malu-malu untuk muncul hingga akhirnya pukul tujuh bel itu mulai
bordering.
Guru mulai memasuki kelas, berjalan
pelan menuju tempat duduknya, memandang murid-murid yang siap untuk diajar,
kali ini adalah pelajaran Matematika, Si Guru tampak sangat bersemangat apa
lagi melihat Zikron yang duduk paling depan dengan antusiasnya mengikuti
pelajaran,”Baik.. anak-anak.. kitamulai pelajaran hari ini,.. tapi sebelumnya
saya ingin Pr kalian mingu sebelumnya dikumpulkan yaa “ ucapnya, tiba-tiba
kalimat itu membuat Zikron langsung tersentak, matanya melebar,mulutnya
menganga,lalu ia tundukkan kepala seakan merasa aday ang mengganjal
dihatinya.Langsung saja guru itu penasaran melihat reaksinya itu.
“ Zikron,.. tugas kamu mana ? “
tanya guru itu seperti loncatan peluru yang langsung menembus tubuh domba yang
hendak ditembaknya
Namun bocah berbadan jangkung itu
hanya terdiam, menundukkan kepala,tubuhnya mulai mengeluarkan keringat,dan
jantungnya berdegup kencang, belum pernah ia melupakan untuk mengerjakan pr
sekalipun,dalam pelajaran apapun ia selalu mengerjakannya dengan hasil yang
luar biasa,”ZIkron ? “ tanya Ibu guru sekali lagi memanggil nama yang berusaha
untuk diam tersebut. Karena tak mendapatkan balasan langsung saja si Guru
menuju bangku nya dan bertanya sekali lagi “ Zikron mana tugas kamu ? “..,
karena tak bisa mengelak lagi ia mencoba menjawab meskipun ia terbata-bata
untuk menjawabnya “ ,..s..sa..ya.. lupa.. mengerjakan..nya.. buk “ belasnya
dengan suara pelan, sambil menundukkan wajah.
“ Apa ! kamu lupa ! “ balas Gurunya
seakan ta kpercaya, hinga mengheningkan suasana kelas saat itu
“ Kalian semua ! Ibu tidak suka
kalau kalian tidak mengerjakan Pr ya.. kalian kan tahu,.. tugas ini itu sudah
ibu kasih ke kalian seminggu yang lalu, seharusnya kalian sudah mengerjakannya
di awal waktu.. “ ucap guru muali kesal dan berbicara pada anak-anak yang
lainnya
Perasaan bersalah mulai berperang
didalam pikirannya, ia hanya terdiam menatap lantai dibawah bangku, suara guru
terdengar samar, ia hanya berpikir kenapa ia bisa sampai lupa untuk mengerjakan
tugasnya, benar yang dikatakan Ibu guru bahwa tugas itu sudah diberi tahu
beberapa hari yang lalu, tapi tetap saja ia lupa, sehingga ia harus menyalahkan
dirinya sendiri “ AKu ini bodoh ! “ ucapnya dalam hati seakan ingin menghukum
dirinya sendiri.
Bel istirahat berbunyi namun
sepertinya deringan bel itu tak membuatnya tertarik lagi seperti biasa untuk
menuju kantin,meskipun teman-teman sudah mengajaknya untuk pergi.Ia masih saja
berkutat untuk duduk terdiam disana, dan masih memikirkan apa yang diberitahu
oleh guru nya tadi, selama ini ia tak pernah melakukan kesalahan sedikitpun,
nilainya sempurna, tugasnya dikumpulkan tepat waktu dan orang tuanya sangat
bangga sekali pada dirinya, Zikron adalah anak kebanggaan Ayah dan Ibunya yang
seiring dibangga-banggakan ditempat kerjanya, meskipun ia sadar bahwa Ayah dan
Ibunya sering keluar kota untuk bekerja sehingga Zikron hanya dirumah bersama
Bibi dan pak Satpam yang selalu menemaninya dirumah.
Mencapai prestasi adalah salah satu
caranya untuk mendapatkan perhatian orang tua,agar mereka tetap mengingatnya
dan memperhatikan dirinya , hal ini lah yang seslau memotivasi Zikron untuk
selalu belajar dengan giat dan harus melakukannya dnegna sempurna.
“ sudah.., jangan terlalu diambil hati.. “ ucap
seseorang dibelakang punggungnya
Namun suara itu diacuhkannya saja,
ia hanya terdiam ,seprti sebuah patung menatap lantai,” Hei ! “ gadis itu pun
menepuk punggungnya dan mengejutkan lamunan yang cukup panjang itu, dengan
penuh penasaran langsung saja Zikron menatap kebelakang untuk melihat siapa
yang berani menganggunya.tapi ketika menolehkan wajahnya ia menatap gadis itu,
yang membuat pikirannya selalu berperang sendiri, terkadang ketika belajar, dan
Zikron menatapnya, Wanita itu juga menatapnya dengna panjang lalu mengalihkan
pandangannya, ia bisa melihat arti tatapan itu, ingin membicarakan sesesuatu,
ingin menyampaikan sesuatu. “ Kamu kenapa ? “ tanyanya seakan penasaran melihat
pemuda itu membeku diatas bangku.
“ Ahh ya.. ada sedikit masalah.. “
balasnya pelan
“ Sudah jangan terlalu dipikirkan
apa yang di bilang ibu tadi.. “
Meskipun gadis itu sudah bicara
seperti itu namun kalimat itu belum cukup untuk menghentikan lamunannya
“ Aku mengerti.. kamu selalu
sempurna dalam berbagai hal.. “ ucapnya lagi yang menarik perhatian pemuda itu
untuk lebih lama menatapnya, Gadis itu berdiri dibelakangnya dengan wajah yang
pucat, matanya sayu dan terlihat keringat menetes dari keningnya,sepertinya ia
belum cukup sehat untuk kesekolah, pikir Zikron, mekipun demikian kecantikannya
tetap membuat pemuda itu terpana dan tersu mendengarkan apa yang ia bicarakan.
“ Aku tahu kamu itu cerdas,. Dan bisa banyak hal,. Tapi kamu juga harus mengerti..
bahwa kamu itu Cuma manusia biasa…, “ tuturnya melanjutkan ucapanya, sejenak
mereka sama-sama terdiam suasana kelas cukup hening dan hanya mereka berdua
disana, ucapan Gadis itu membuat Zikron terdiam lebih panjang dan menatapnya
lebih lama. “ Kamu harusnya bersyukur karena kamu bisa melakukan banyak hal,
masih punya kedua orang tua dan berprestasi.. “ lanjutnya lagi
“ ..Apa maksud kamu ? “ tanya Zikron
penuh penasaran, kali ini ia sudah mulai mampu untuk berbicara dengan gadis
itu,meskipun selama ini buth waktu yang cukup lama mengumpulkan keberanian
untuk berbicara dnegna seorang gadis, apa lagi gadis yang menarik hatinya. “
kamu harus tetap semangat ZIkron, jangan karena kamu gagal sekali saja,. kamu
menyerah.. “ ucap gadis itu sambil tersenyum lalu meninggalkan nya yang masih
saja terpau ditempat duduknya , ia hanya bisa menatap gadis itu dari belakang
yang muali melangkah pergi menuju pintu lalu keluar dari ruangan itu.Kalimat
singkat itu cukup memberikan pemahaman baru baginya, sejenak ia berpikir lagi
terpaku menatap lantai , ia mengerutkan keningnya tanda ia berpikir keras, ia
pun berdiri dan memutuskan bahwa ia harus bangkit “ aku harus bangkit ! ini
hanyalah kegagalan kecil, aku tidak boleh menyerah,.. “ ucapnya dalam hati,
kini setiap keraguan yang menganggunya, dan ketika ZIkron merasakan kegagalan,
ia tak pernah menyerah dan terlalu larut dalam kesedihan, ia hanya ingat ucapan
gadis cantik yang disukainya itu dan menanamkan kalimat itu didasar pikirannya
bahwa ia harus selalu bersyukur dan tidak masalah untuk selalu menjadi sempurna
karena pada dasarnya setiap manusia itu memiliki kekurangan, kelemahan manusia
adalah membuat kesalahan dan gagal dan kelebihan ktia sebagai manusia adalah
bangkit dan berani untuk memperbaiki kesalahan kita.
Comments
Post a Comment