Skip to main content

[Psikologi] Kumpulan Teori Motivasi ( Referensi )

TEORI MOTIVASI

    1.      Teori Kebutuhan sebagai Hierarki
Salah seorang pelopor yang mendalami teori motivasi adalah Abraham H. Maslow yang berkarya sebagai ilmuwan dan melakukan usahanya pada pertengahan dasawarsa empat puluhan. Hasil pemikirannya dituangkan dalam buku “Motivation and Personality”, dan teorinya tetap diakui sampai saat ini, baik di kalangan teoritis atau praktisi.

Keseluruhan teori motivasi Maslow diklasifikasikan pada lima hierarki kebutuhan, yaitu :
·         Kebutuhan Fisiologis
Perwujudan kebutuhan fisiologis ialah kebutuhan di bidang sandang, pangan, dan perumahan. Kebutuhan ini adalah kebutuhan mendasar sejak lahir sampai ajalnya. Kebutuhan ini berkaitan dengan status dan ekonomi. Kebutuhan itu bersifat universal dan tidak memandang geografis.
·         Kebutuhan akan Keamanan
Keamanan ini dilihat dari aspek luas, baik fisik atau psikologis. Keamanan dalam aspek fisik dilihat dari keamanan di tempat individu itu berinteraksi. Sedangkan keamanan psikologis meliputi rasa adil dan makmur dalam menjalani hidupnya. Keamanan fisik tidak terlalu berarti bila keamanan psikologis tidak terpenuhi.
·         Pemuasan Kebutuhan Sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan masyarakat manusia mempunyai kebutuhan sosial yang tercermin dalam empat bentuk “perasaan”, yaitu :
a)      Perasaan diterima oleh orang lain dengan siapa ia bergaul dan berinteraksi dalam hidupnya. Tidak ada manusia normal yang senang terasing dalam komunitasnya dan sebaliknya keinginan untuk bekerja akan meningkat bila ia merasa diterima. Artinya manusia memiliki “sense of belonging”.
b)      Setiap manusia memiliki jati diri yang khas dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dalam hidup tidak ada manusia yang merasa senang jika diremehkan. Artinya manusia memiliki “sense of importance”.
c)      Kebutuhan akan perasaan maju. Dapat dinyatakan secara kategori bahwa manusia tidak senang bila menghadapi kegagalan. Sebaliknya ia akan merasa bangga bila memperoleh kemajuan. Artinya manusia memiliki “need for  achievement”.
d)     Kebutuhan akan perasaan diikutsertakan dalam kelompoknya. Manusia dalam mengeluarkan pendapat dan pengambilan keputusan yang menyangkut dengan  nasibnya akan mempunyai dampak psikologis yang kuat, artinya jika seseorang diikutsertakan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut dirinya, dia akan merasa bahwa keputusan itu adalah keputusan sendiri, sehingga ia akan lebih bersemangat dalam menjalankan keputusan tersebut. Artinya manusia memiliki “sense of participation”.
·         Kebutuhan “Esteem”
Salah satu ciri manusia adalah memiliki harga diri. Karena itu semua orang perlu pengakuan atas keberadaannya oleh orang lain. Pengakuan ini tercermin sebagai status di tengah masyarakat. Penggunaan lambang status ini ternyata dikenal baik di masyarakat tradisional ataupun modern. Jika dibandingkan dengan kondisi pada organisasi, semakin tinggi status seseorang biasanya akan semakin banyak fasilitas yang diterimanya. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa kebutuhan esteem merupakan kebutuhan nyata setiap orang , terlepas dari kedudukannya dalam organisasi. Yang menjadi tantangan bagi manajemen dalam menerapkan teori motivasi ialah menemukan cara yang paling tepat untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan berpedoman pada paling sedikit empat prinsip, yaitu :
a)      Cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tidak boleh menimbulkan kesenjangan antara kelompok.
b)      Pemuasan kebutuhan tetap memperhitungkan solidaritas sosial.
c)      Pemuasan kebutuhan disesuaikan dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
d)     Cara dan bentuk pemuasan kebutuhan tersebut harus sesuai dengan batas kewajaran.
·         Aktualisasi Diri
Dewasa ini semakin disadari bahwa dalam diri setiap orang terdapat kemampuan yang terpendam yang belum dikembangkan. Oleh karena itu wajar bila seseorang ingin meniti karier agar kemampuannya bisa dikembangkan.
2.      Teori “X” dan “Y”
Seorang ilmuwan yang mendalami teori motivasi ialah Douglas McGregor yang menuangkan hasil pemikirannya dalam buku “The Human Side of Enterprise”. McGregor berusaha menonjolkan pentingnya peranan sentral manusia dalam organisasi. Inti dari teorinya terlihat pada klasifikasi yang dibuatnya tentang manusia, yaitu :
a)      Teori “X” yang pada dasarnya mengatakan manusia cenderung berperilaku negatif
Teori ini mengatakan bahwa manajer menggunakan asumsi bahwa manusia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
o   Para pekerja pada dasarnya tidak suka bekerja dan berusaha menghindarinya
o   Karena tidak suka bekerja, maka mereka harus dipaksa, diawasi, dan diancam agar tujuan organisasi tercapai
o   Para pekerja akan berusaha menghindari tanggung jawabnya dan hanya akan bekerja bila diperintah
o   Kebanyakan pekerja akan menempatkan pemuasan kebutuhan fisiologis dan keamanan di atas faktor-faktor lain yang berkaitan dengan pekerjaannya dan tidak menunjukkan keinginan untuk maju.
b)      Teori “Y” yang pada dasarnya mengatakan manusia cenderung berperilaku positif
Teori ini mengatakan asumsi bahwa manusia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
o   Para pekerja memandang bekerja adalah hal alamiah seperti bermain
o   Para petugas akan berusaha melakukan tugas tanpa diarahkan
o   Pada umumnya pekerja akan menerima tanggung jawab yang lebih besar
o   Para pekerja akan berusaha menunjukkan kreativitasnya dan memiliki keinginan untuk maju.
3.      Teori Motivasi-Higiene
Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Dalam usaha mengembangkan teorinya, Herzberg melakukan penelitian untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya diinginkan oleh manusia dari pekerjaannya.

Yang sangat menarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa apabila para pekerja merasa puas dengan pekerjaannya, kepuasan itu didasarkan pada faktor-faktor yang sifatnya instrinsik seperti keberhasilan mencapai sesuatu, rasa tanggung jawab, dan pengakuan yang diperoleh. Sebaliknya bila pekerja tidak merasa puas, hal ini berkaitan dengan faktor ekstrinsik seperti kebijakan organisasi, pelaksanaan kebijakan, dan hubungan antara anggota.

Suatu ide oleh Herzberg yaitu lawan kata dari ‘kepuasan” adalah “tidak ada kepuasan”. Menurutnya faktor yang mengarah pada kepuasan kerja berbeda dengan fakor yang mengarah pada ketidakpuasan. Artinya, para manajer yang berusaha menghilangkan faktor yang mengakibatkan ketidakpuasan mungkin saja berhasil mewujudkan ketenangan kerja, akan tetapi ketenangan itu belum tentu bersifat motivasional. Oleh karena itu Herzberg memakai istilah “Higene” bagi faktor yang menyenangkan pekerja seperti kebijaksanaan perusahaan dan hubungan antara anggota.

Herzberg berpendapat bahwa apabila manajer ingin memberi motivasi pada bawahan, maka yang perlu ditekankan adalah faktor yang menimbulkan rasa puas yang sifatnya instrinsik.
4.      Teori “ERG”
Teori ini dikembangkan oleh Clayton Alderfer dari Universitas Yale. “ERG” merupakan singkatan dari Existance, Relatednees, and Growth. Menurut teori ini, mempertahankan eksistensi adalah kebutuhan dasar seseorang. Mudah memahami bahwa mempertahankan eksistensi secara terhormat berarti terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang kalau menggunakan teori Maslow berarti terpenuhi kebutuhan primer termasuk keamanan. Kebutuhan “relatedness” tercermin pada sifat dasar manusia sebagai insan sosial. Sedangkan “growth” merupakan kebutuhan yang pada dasarnya tercermin pada keinginan seseorang untuk tumbuh dan berkembang, misalnya dalam peningkatan keterampilan.

Jika dilihat sepintas, terdapat persamaan antara teori Alderfer dengan Maslow. Dalam hal ilmiah ini wajar, akan tetapi klasifikasi dari berbagai teori ini akan berbeda diakibatkan banyak faktor seperti latar belakang pendidikan dan filsafat hidup. Hal ini tampak ada perbedaan teori Alderfer dan Maslow. Bahkan perbedaan tersebut bersifat konseptual dan cukup mendasar. Dalam teori Alderfer ditekankan bahwa ketiga kebutuhan tersebut diusahakan pemuasannya secara simultan, meskipun karena berbagai faktor seperti faktor sosial, seseorang bisa memberikan penekanan yang lebih kuat kepada salah satu kebutuhan tersebut.
5.      Teori “Tiga Kebutuhan”
Teori ini dikemukakan oleh David McCleland dan rekannya. Inti teori ini terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa pemahaman tentang motivasi akan semakin mendalam bila disadari setiap orang mempunyai tiga jenis kebutuhan, yaitu: “Need for Achievement (nAch)”, “Need for Power (nPo)”, dan “Need for Affiliation (nAff)”.

·         Need for Achievement
Artinya setiap orang ingin dipandang sebagai orang yang berhasil dalam hidupnya yang mencakup segala aspek dalam hidupnya. Dalam kehidupan organisasi, kebutuhan untuk berhasil tercermin pada adanya dorongan untuk meraih kemajuan dengan standar yang telah ditetapkan. Artinya orang dengan nAch yang besar adalah orang yang berusaha untuk berbuat sesuatu lebih baik dibandingkan dengan orang lain.
·         Need for Power
Kebutuhan akan kekuasaan tampak pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Tiga hal yang perlu mendapat perhatian dalam hal ini. Pertama, adanya orang yang ingin dan butuh berpengaruh terhadap orang lain. Kedua, orang lain tempat pengaruh itu diarahkan. Ketiga, persepsi ketergantungan antara seseorang dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai Npo biasanya menyukai kondisi persaingan dan orientasi status serta akan lebih memberikan perhatiannya pada hal yang menambah besar pengaruhnya terhadap orang lain.
·         Need for Affiliation
Ini merupakan kebutuhan nyata dari manusia berangkat dari sifat manusia sebagai makhluk sosial. Kebutuhan ini tercermin pada keinginan berada pada situasi yang bersahabat dalam interaksi dengan orang lain.
6.      Teori Evaluasi Kognitif
Bila diperhatikan, para peneliti tentang motivasi menggunakan asumsi bahwa faktor motivasional yang bersifat instrinsik tidak terikat pada yang bersifat ekstrinsik.

Akan tetapi pada tahun 60-an berlangsung berbagai penelitian yang menghasilkan teori bahwa anggapan seperti di atas dirasakan tidak benar. Teori ini menemukan bahwa ada hubungan antara faktor instrinsik dengan faktor ekstrinsik, yang disebut dengan teori “evaluasi kognitif”. Menurut teori ini, bila faktor ekstrinsik diperlihatkan dan ditingkatkan seperti gaji, maka akan meningkatkan motivasi seseorang. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan teori ini adalah penggabungan yang tepat antara faktor instrinsik dengan faktor ekstrinsik.
7.      Teori Penentuan Tujuan
Ketika banyak ilmuwan yang memberikan perhatian pada pengembangan teori motivasi, berbarengan dengan timbulnya “Gerakan Human Relation” dan “Gerakan Keprilakuan”, penentuan tujuan secara spesifik kurang mendapat perhatian. Dorongan spesifik inilah yang menjadi inti dari teori ini.  Dorongan ini bersifat instrinsik, akan tetapi dapat pula bersifat ekstrinsik. Artinya, teori ini terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa kejelasan tujuan yang hendak dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas akan menumbuhkan motivasi yang semakin besar.
8.      Teori Penguatan
Teori ini menggunakan pendekatan keperilakuan dalam arti bahwa penguatan menentukan perilaku seseorang. Inti dari teori ini terletak pada pandangan yang mengatakan bahwa jika tindakan seorang manajer oleh bawahan dipandang mendorong perilaku positif tertentu. Misalnya, seorang pekerja mendapat pujian karena suatu hal, maka dia akan mengulangi perbuatan yang serupa.
9.      Teori Keadilan
Keadilan menyangkut persepsi tentang perlakuan yang diterimanya dari orang lain. Dalam menumbuhkan perspesi ini, seseorang biasanya menggunakan tiga kategori referensi, yaitu
·         Orang lain sebagai pembanding
Untuk enilai apakah kita seseorang diperlakukan adil, biasanya ia melakukan perbandingan antara dirinya denga rekan kerjanya. Jika apa yang diterimanya relatif sama dengan rekan kerjanya maka ia akan merasa diperlakukan adil, dan sebaliknya.
·         Sistem yang berlaku sebagai pembanding
Dalam organisasi terdapat sistem yang berlaku dan menyangkut seluruh komponen dan segi dari organisasi tersebut. Teori ini menyoroti semua komponen tersebut. Persepsi seseorang diwarnai oleh pandangannya terhadap perlakuan sistem tersebut terhadap dirinya.
·         Diri sendiri sebagai pembanding
Setiap orang memasuki organisasi biasanya untuk “mengadu nasib”. Artinya setiap orang memiliki pandangan tertentu tentang dirinya yang tercermin dari berbagai hal seperti filsafat hidup dan latar belakang pendidikan.

Faktor tersebut menentukan jenis pekerjaan apa yang sesuai dengan dirinya. Kesesuaian tersebut berguna untuk mencapai kepuasan dalam bekerja. Misalnya orang  yang berasal dari latar belakang pendidikan yang tidak terlalu tinggi mungkin akan puas diterima sebagai karyawan biasa, dan akan lain halnya dengan orang yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, maka dia akan menginginkan posisi tertentu, misalnya manajer.
10.  Teori Harapan
Inti teori ini terletak pada pandangan yang mengatakan bahwa tindakan seseorang tergantung pada kekuatan harapan bahwa hal tersebut akan diikuti hasil tertentu. Teori ini mengandung tiga variabel, yaitu :
·         Daya tarik : Artinya sampai sejauh mana seseorang merasa hasil yang diperoleh sebagai imbalan dapat memainkan peran dalam pemuasan kebutuhannya.
·         Kaitan antara prestasi kerja dengan imbalan : Artinya tingkat keyakinan seseorang tentang hubungan antara tingkat prestasinya dengan pencapaian hasil tertentu.
·         Kaitan antara usaha dengan prestasi kerja: Artinya pandangan seseorang tentang kemungkinan bahwa usaha tertentu akan menjurus kepada prestasi kerja.
Pendalaman teori ini akan menunjukkan hal sebagai berikut :
·         Kuatnya motivasi seseorang tergantung pada pandangannya tentang betapa kuatnya keyakinan yang dia miliki akan dapat mencapai apa yang diusahakan.
·         Jika tujuan ini tercapai, akan timbul pertanyaan apakah dia memperoleh imbalan yang memadai/
Penganjur teori ini mengatakan bahwa terdapat empat pertanyaan yang harus dijawab dalam memahami teori ini, yaitu :
·         Hasil apakah yang diperkirakan akan diperloeh dengan melakukan pekerjaan tertentu ? Hasil yang diharapkan tentunya diharapkan bersifat positif.
·         Apakah dalam pandangan pekerja hasil tersebut memiliki daya tarik atau tidak ? berarti perlu ditanyakan pandangan pekerja terhadap hasil yang akan diperoleh, apakah positif, negatif, atau netral.
·         Perilaku bagaimana yang harus dilakukan agar hasil tersebut bisa diperoleh ? hal ini penting karena pekerja harus tahu apa yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang diharapkan tadi.
·         Bagamana pendapat pekerja tertentu tentang peluang untuk berbuat sesuai dengan tuntutan tugas yang diberikan ? artinya dilihat apakah pekerjaan tersebut sanggup dilaksanakan seseorang atau tidak.
Kunci teori ini adalah pemahaman tujuan individual dan kaitan antara usaha dan prestasi kerja, antara prestasi kerja dengan imbalan serta antara imbalan dengan pencapaian tujuan.
Daya tarik teori harapan ini beragkat dari empat hal berikut :
·         Teori ini menekankan pada imbalan, artinya imbalan yang diberikan harus sesuai dengan keinginan individu.
·         Manajer harus memperhitungkan daya tarik imbalan tersebut yang memperlukan pemahaman mengenai nilai apa yang diberikan oleh pekerja pada imbalan yang diterimanya.
·         Teori ini menekankan perilaku yang diharapkan dari para pekerja. Artinya teori ini menekankan pentingnya keyakinan dalam diri pekerjaan tentang apa yang diharapkan oleh organisasi dari padanya dan bahwa prestasi pekerja dinilai dengan menggunakan kriteria yang rasional.
·         Teori ini menyangkut harapan. Artinya teori ini tidak menekankan apa yang realistik dan rasional. Yang ditekankan adalah bahwa harapan pekerja mengenai prestasi kerja, imbalan dan hasil pemuasan tujuan individual akan menentukan tingkat usahanya, bukan hasil itu sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Menyiasati Anak yang Sulit Makan ?

Ibu : "A lagi ya, satu lagi aaanya, yah satu lagi yah" Anak : "Nggak mau, udah kenyang" Ibu : "Satu lagi deh, abis itu udahan deh makannya. Tinggal sedikit nih, tuh lihat di piringnya, tinggal sedikit kan. Satu lagi yaaaaa" Anak : "Nggak mau ah, udah kenyaaaaaaaaaaaang" Bagi sebagian ibu, dialog di atas mungkin terdengar sangat familiar di telinga ketika jam makan anak-anak telah tiba. Memberi makan kepada anak-anak balita terkadang memang menyulitkan. Anak tidak selalu menyukai apa yang diberikan kepada mereka. Mereka cenderung lebih menyukai makanan ringan berupa makanan yang manis (seperti permen, biskuit), makanan junk food (biasanya dalam bentuk makan siap saji seperti hamburger, fried chicken, french fries), dan makanan yang tasty (misalnya chiky, cheetos) dibandingkan makanan utama yang berupa nasi dan lauk pauknya. Menghadapi situasi diatas orangtua biasanya menggunakan berbagai cara untuk membuat agar anakn...

Cerita tentang Kompas Kehidupan

  Kehidupan ibarat mengembara, mengendarai sebuah kapal ditengah luas nya lautan, ketika diperjalanan, kita akan menemukan banyak hal, ada suatu kondisi dimana kita berada dilautan yang tenang, malam nan dingin penuh bintang, badai dengan petir, harta karun dan pulau yang indah. Sejatinya si pengendara kapal akan menentukan tujuan kemana ia akan pergi dan menemukan harta karunnya. Aku ingin bertanya satu hal yang perlu kamu jawab dalam hati.. kira-kira apakah kamu sudah menemukan tujuan perjalanan mu ?, ada beberapa orang akan mengatakan bahwa tujuan mereka ingin membuat orang tua bahagia, menjadi orang sukses dan kaya. Apakah benar demikian ?, ya ngak salah juga, kamu memiliki tujuan yang mulia seperti itu, tapi di episode kali ini aku ingin berbagi kepada kamu mengenai kompas kehidupan. Seperti layaknya nahkoda kapal kamu perlu menemukan tujuan perjalanan yang ingin kita tuju, dan jangan sampai justru itu bukan tujuanmu yang tanpa kamu sadari itu bukan kamu, dan membuat mu merasa...